MEDIA PUSTAKAWAN

jembatan untuk belajar dan meningkatkan kualitas perpustakaan

12 Maret 2008

Pelayanan Publik




Judul : Paradigma & Implemantasi Pelayanan Publik
Pengarang : Drs. Peni Suparto, M.AP
Penerbit : Kanisius
Tahun Terbit : 2008
Deskripsi Fisik : 90 hal.; 20 cm



"Kalau bisa dipersulit kenapa di permudah ?" adalah ungkapan yang sering kita dengar di masyarakat. Kondisi pelayanan publik yang belum memuaskan dan masih berbelit-belitnya birokrasi membuat stigma di atas sangat melekat dengan aparat pemerintahan, sehingga sering kita dengar keluhan dan kekecewaan masyarakat pada saat mereka mengurus mulai dari hal kecil misalnya pengurusan KTP sampai Ijin usaha. Padahal salah satu keberhasilan pelayan publik adalah kepuasan masyarakat. Hal ini terjadi hampir di seluruh Indonesia dan sudah menjadi ’penyakit’ birokrasi kita. Untuk mengubah hal ini diperlukan kerja keras dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat.



Pelayanan publik baru akan berjalan baik jika diawali dulu dari paradigma pelayanan yang sungguh-sungguh. Pelayanan publik adalah bagian dari pengabdian untuk masyarakat bukan sekedar kewajiban dan beban tugas. Konsep pelayan sepenuh hati ini yang digagas oleh Drs. Peni Suparto, M.AP dalam bukunya yang berjudul Paradigma dan Implementasi, bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan birokrasi yang sudah terjadi bertahun-tahun .
Buku ini penting untuk dibaca untuk aparat pemerintah dan bagi siapapun yang peduli bagi terbangunnya pelayanan publik yang berkualitas menuju terwujudnya good governanance.Buku ini di bagi menjadi empat bagian. Bagian pertama mengupas seputar definisi dan fungsi pelayanan publik, citra birokrasi pemerintahan dan kupasan seputar etika birokrasi. Bagian kedua mengkaji kepimpinan dan pengaruhnya terhadap penguatan demokrasi lokal, pelayanan publik hingga terwujudnya good governance. Bagian selanjutnya mengupas tentang konsep desentralisasi,demokrasi dan kemitraan serta parameter kualitas pelayanan publik.



Salah satu faktor keberhasilan pelayanan pubik menurut buku ini adalah faktor kepemimpinan. Pemimpin yang mengedepankan visi birokrasi yang tunduk pada kehendak masyarakat, bukan tunduk pada tradisi birokrasi yang terkenal dengan stabilitasnya yang kaku, formal dan feodalis bisa merubah ungkapan " Kenapa bisa dipersulit kenapa di permudah" menjadi "Kalau bisa dipermudah kenapa di persulit?"

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda